Senin, 21 November 2011

Tegar Di Atas Sunnah

Tegar Di Atas Sunnah


Hukum Baca Buku Karya Hasan Albana

Posted: 20 Nov 2011 04:00 PM PST

ما رأي فضيلتكم في سيد قطب، وحسن البنا؟
السؤال: ما رأي فضيلتكم في (سيد قطب وحسن البنا) وهل تنصح بالقراءة لهم؟

Pertanyaan, "Apa pendapat anda mengenai Sayid Qutb dan Hasan albana? Apakah anda menyarankan untuk membaca karya-karya keduanya?


الجواب:

سيد قطب وحسن البنا من رؤوس جماعة الإخوان المسلمين في مصر، وهي كغيرها من الجماعات لها وعليها،

Jawaban Syaikh Dr Abdul Karim al Khudair, "Sayid Qutb dan Hasan albana adalah diantara tokoh penting Ikwanul Muslimin di Mesir. Ikhwanul Muslimin sebagaimana gerakan lainya punya kelebihan dan kekurangan.

فالذي أنصح به أن يقرأ لسلف هذه الأمة وأئمتها، ومن يثق بهم من محققي علماء الأمة،

Yang aku sarankan adalah membaca buku karya ulama salaf dan para imam dan atau ulama Islam yang pakar dalam bidangnya.

وإذا قرأ لهذين كما يقرأ لغيرهما ممن رمي بنوع بدعة كابن حجر والنووي وغيرهما والزمخشري مثلاً مع الحذر الشديد من التأثر بموضع المخالفة، فلا بأس، هذا إذا كان ممن يستطيع التمييز بين الغث والسمين. والله أعلم.

Jika seorang itu membaca karya keduanya sebagaimana membaca karya orang yang dinilai terjerumus dalam bid'ah semisal Ibnu Hajar, an Nawawi dan selain keduanya atau semisal Zamakhsyari misalnya yaitu harus sangat waspada jangan sampai terpengaruh dengan pemikiran-pemikirannya yang tidak sejalan dengan syariah maka hukumnya adalah boleh. Namun hukum boleh ini hanya untuk orang yang terpelajar dalam ilmu agama sehingga bisa membedakan mana pendapat yang benar dan mana yang keliru".
Sumber:

http://www.khudheir.com/text/4536

Artikel Terkait

KonsultasiSyariah: Pengertian Islam

KonsultasiSyariah: Pengertian Islam


Pengertian Islam

Posted: 21 Nov 2011 04:00 PM PST

Pengertian Islam

A: Islam adalah isya, subuh, lohor, ashar, dan maghrib.
B: Yang bener?
A: Saya juga nebak-nebak aja sih.
Demikian ilustrasi dialog dua orang yang mungkin saja kita pernah melakukan dialog tersebut atau pernah mendengar dialog seperti ini. Lalu, apa sebenarnya pengertian Islam?

Pertanyaan:
Mengapa Agama Islam dinamakan Islam?

Jawaban:
Agama Islam dinamakan Islam karena siapa saja yang masuk ke Agama Islam, ia wajib berserah diri kepada Allah, berserah diri dibarengi dengan ketundukan terhadap segala sesuatu yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya shalallahu 'alaihi wa sallam berupa hukum-hukum (syariat pen.). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

{وَمَن يَرْغَبْ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلاَّ مَن سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي اْلأَخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ {130} إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمُ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ {131

"Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Baqarah: 130-131).

مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ

"Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya." (QS. Al-Baqarah: 112).
Fatwa Lajnah Daimah
Sumber: http://www.islamqa.com/ar/ref/13695

Dengan demikian, Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya dan mewujudkan ketundukan dengan perbuatan ketaatan. Serta berlepas diri dari syirik dan pelakunya. Pengertian ini sesuai dengan konsekuensi dua kalimat syahadat yang memasukkan seseorang ke dalam Islam juga praktik-praktik amalan dan dakwah para nabi.

Artikel www.KonsultasiSyariah.com

Materi terkait islam:

1. Shalat Musiman, Hanya Shalat Ied dan Waktu Ramadhan.

2. Sejak Kapan Kita Masuk Islam?

3. Membagi Agama Islam dengan Istilah Kulit dan Isi.

4. Hukum Membunuh Orang Kafir dalam Islam.

Hukum Akad Nikah di Masjid

Posted: 20 Nov 2011 11:27 PM PST

Hukum Akad Nikah di Masjid

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum, ustadz Apa hukum akad nikah di Masjid?

Dari: Abdul Qohhar

Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Terdapat hadis yang menganjurkan untuk mengadakan akad nikah di masjid, hadisnya berbunyi,

” أعلنوا هذا النكاح و اجعلوه في المساجد ، و اضربوا عليه بالدفوف “

“Umumkan pernikahan, adakan akad nikah di masjid dan meriahkan dengan memukul rebana.” (HR. At-Tirmidzi 1:202, Baihaqi 7:290)

Hadis dengan redaksi lengkap sebagaimana teks di atas statusnya adalah dhaif (lemah). Karena dalam sanadnya ada seorang perawi bernama Isa bin Maimun Al-Anshari yang dinilai dhaif (lemah) oleh para ulama, di antaranya Al-Hafidz Ibnu Hajar, Al-Baihaqi, Al-Bukhari, dan Abu Hatim.

Akan tetapi, hadis ini memiliki penguat dari jalur yang lain hanya saja tidak ada tambahan “..Adakan akad tersebut di masjid..”. Maka potongan teks yang pertama untuk hadis ini, yang menganjurkan diumumkannya pernikahan statusnya shahih. Sedangkan potongan teks berikutnya statusnya mungkar. (As-Silsilah Ad-Dha’ifah, hadis no.978).

Karena hadisnya dlaif maka anjuran pelaksanaan akad nikah di masjid adalah anjuran yang tidak berdasar. Artinya syariat tidak memberikan batasan baik wajib maupun sunnah berkaitan dengan tempat pelaksanaan akad nikah.

Syaikh Amr bin Abdul Mun’im Salim mengatakan, “Siapa yang meyakini adanya anjuran melangsungkan akad nikah di masjid memiliki nilai lebih dari pada di tempat lain maka dia telah membuat bid’ah dalam agama Allah.” (Adab Al-Khitbah wa Al-Zifaf, Hal.70).

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

Materi terkait akad nikah:

1. Shalat Sunnah Malam Pertama.

2. Nikah Tanpa Izin Wali dari Pihak Wanita.

3. Urutan Wali Nikah.

4. Siapakah Mahrom Kita?

5. Jika Wanita Menikah dalam Keadaan Haid.

6. Lafal Ijab Kabul Akad Nikah yang Benar.

Tegar Di Atas Sunnah

Tegar Di Atas Sunnah


Thaghut, antara Salafy dengan Takfiri

Posted: 18 Nov 2011 04:00 PM PST

والطاغوت كل ما زاد عن حده حتى قد يكون المسلم في نفسه طاغوتا والعياذ بالله- إذا تجاوز حق الله فيما يخالف فيه شرع الله سواء أكان ذلك في الغلو أم في التقصير. فإذا كان غاليا فإن وصف الطاغوت قد ينطبق عليه أكثر وأكثر.

Syaikh Ali Hasan al Halabi mengatakan, "Thaghut adalah segala sesuatu yang kelewat batas sampai sampai seorang muslim itu boleh jadi adalah thaghut manakala dia melanggar hak Allah dengan menyelisihi syariat Allah baik bentuk pelanggarannya adalah sikap berlebih-lebihan atau pun sikap meremehkan. Meskipun label thaghut jauh lebih tepat dan pas untuk sikap berlebih-lebihan

وعليه فإن ما قد يتوهمه بعض الناس من أن وصف الطاغوت أنه يلزم منه الوصف بالكفر فهذا غلط قبيح والصواب أن نقول: كل ذي كفر فهو طاغوت وليس كل طاغوت كفرا. هذا هو الحق في هذه القضية.

Berdasarkan penjelasan di atas, sungguh anggapan sebagian orang [baca: takfiri] bahwa label thaghut itu pasti bermakna kekafiran adalah kesalahan yang sangat jelek. Yang benar kita simpulkan bahwa semua yang kafir itu pasti thaghut namun tidak semua label thaghut itu bermakna kekafiran. Inilah kesimpulan yang benar dalam permasalahan ini.

إذا قد يكون أي منا إذا جاوز الحد وإذا تجاوز الحق وإذا تلبس بالغلو الذي قال فيه النبي الكريم- عليه الصلاة والسلام-: إياكم والغلو في الدين فإنما أهلك من كان قبلكم غلوهم في دينهم.

Jika demikian maka siapa saja diantara kita yang kelewat batas, melanggar kebenaran atau terjerumus dalam sikap berlebih-lebihan yang nabi cela dalam sabdanya, "Hati-hatilah dengan sikap ghuluw atau berlebih-lebihan dalam masalah agama karena yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah sikap ghuluw mereka dalam beragama" [HR Ibnu Majah] [itu ada dirinya label thaghut, pent]

فهذا لا شك ولا ريب من الغلو وهو معنى من معاني الطاغوت التى جاء الإسلام لينزه المسلمين عنها ويبعدهم منها وينهي بهم دونها

Tindakan dan sikap kelewat batas tidaklah diragukan adalah bagian dari ghuluw dan ghuluw adalah salah satu makn thaghut yang Islam berupaya membersihkan kaum muslimin darinya, menjauhkan darinya dan mencegah darinya" [Ceramah Syaikh Ali al Halabi yang berjudul an Nashihah Ushul wa Dhawabith pada menit 15:16sampai 16:35 yang bisa didengarkan pada tautan berikut ini:

http://www.youtube.com/user/MuslimNADOR#p/u/2/hmOMvaSu1o0]

Artikel Terkait