Jumat, 30 Desember 2011

Tegar Di Atas Sunnah

Tegar Di Atas Sunnah


Hukum Laki Laki Gondrong

Posted: 30 Dec 2011 04:00 PM PST

س: ما حكم إطالة الشعر للرجال؟.

Pertanyaan:

Apa hukum gondrong bagi laki-laki?

ج: ذهب جماهير الفقهاء إلى أن أفعال النبي صلى الله عليه وسلم التي لم يقترن بها قول بالأمر منه صلى الله عليه وسلم، الصحيح أنها تدل على الإباحة فقط، وهذا قول جماهير الفقهاء، ولم يخالف في ذلك إلا الظاهرية وبعض أهل الحديث، وكان من الفقهاء الذين يقولون بأنها تدل على الإباحة فقط شيخ الإسلام ابن تيمية ~،

Jawaban:

Mayoritas ulama berpendapat bahwa perbuatan Nabi  (yang tidak terkait dengan ibadah mahdhoh, pent) yang tidak diiringi dengan perintah secara lisan itu hanya menghasilkan hukum mubah. Demikian kaedah yang tepat dalam masalah ini. Inilah pendapat mayoritas pakar fikih yang hanya diselisihi oleh mazhab zhahiri dan sebagian ulama pakar hadits. Diantara pakar fikih yang menganut kaedah ini adalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.

وإذا قلنا إنها للإباحة وكان شُهْرَة في زمان أو مكان فإنه لا يجوز، فتجد أن بعض الناس يطيل الشعر، ويعقد شعره، ويجعل له ضفائر، وربما جعله على كتفيه ثم يقول: هذه سنة النبي صلى الله عليه وسلم.

Jika katakan bahwa hukum rambut gondrong bagi laki-laki yang merupakan perbuatan Nabi itu mubah dan perkara mubah itu menyebabkan seorang itu popular di masyarakat di sebagian tempat atau di suatu masa maka hukum mubah ini berubah menjadi terlarang. Anda jumpai sebagian laki-laki memanjangkan rambutnya dan mengucirnya lalu beralasan “Ini adalah sunnah Nabi”.

والجواب أن هذه ليست سنة بالمعنى الأصولي والمصطلح الفقهي عند الفقهاء، فهي سنة أي طريقة صحيحة،

Komentar kita untuk orang ini adalah lelaki berambut gondrong bukanlah sunnah Nabi dalam pengertian sesuatu yang berpahala jika dilakukan namun dalam pengertian Nabi melakukannya.

ولكن قال العلماء: الفعل المحض الذي لم يقترن به أمر منه صلى الله عليه وسلم فإنه لا يُعتبر له حكم الاستحباب فضلاً عن الوجوب، ولهذا نقول: إنه مباح.

Namun ingat, para ulama mengatakan bahwa semata-mata perbuatan Nabi yang non ibadah mahdhoh yang tidak diiringi perintah dari Nabi maka perbuatan Nabi tersebut tidak menghasilkan hukum anjuran, apalagi hukum wajib. Oleh karena itu kami katakan bahwa hukum gondrong untuk laki-laki adalah mubah.

وإذا قلنا بإباحته فقد ينتقل إلى حكم الكراهة والحرمة إذا كان فيه شهرة، كما يفعل بعض الشباب تديناً يظن أن هذا سنة من سنن النبي صلى الله عليه وسلم،

Jika kita katakan bahwa hukumnya adalah mubah maka perkara mubah ini bisa berubah menjadi makruh atau haram jika menyebabkan syuhror [terkenal karena nyentrik dan aneh-aneh] sebagaimana kelakukan sebagian anak muda yang beranggapan bahwa rambut gondrong adalah bagian dari ajaran agama.

ويفعله شباب آخرون تقليداً للكفار والغرب ثم إذا نُوصِحَ بذلك قال: إن النبي صلى الله عليه وسلم ترك شعره. وهذا هو الحكم الذي عليه أكثر الفقهاء. والله أعلم.

Sedangkan sebagian anak muda yang lain berambut gondrong karena ikut-ikutan orang kafir atau orang barat kemudian ketika diingatkan dia beralasan bahwa Nabi juga gondrong. Inilah hukum masalah ini berdasarkan kaedah yang dianut oleh mayoritas ahli fikih.

Sumber:

http://www.salmajed.com/node/11369

Sudah membaca yang ini?

Boikot Toko Jualan Rokok

Posted: 28 Dec 2011 04:00 PM PST

السؤال الأخير يقول: هل الشراء من المحلات التي تبيع الدخان والمجلات المفسدة من التعاون على الإثم والعدوان؟

Pertanyaan:

Apakah membeli barang mubah di toko yang jualan rokok dan majalah porno terlarang karena termasuk tolong menolong dalam dosa dan permusuhan?

 

ينبغي أن يُنَاصَحُوا الذين يبيعون الدخان ويبيعون المجلات،

Jawaban Syaikh Abdul Aziz ar Rajihi:

Seharusnya pemilik toko tersebut dinasihati agar tidak menjual rokok dan majalah porno

فإن لم يستجيبوا يُهجَروا ولا يُشترَى منهم، فإذا هجرهم الناس وهجرهم المجتمع وهجرهم أهل الخير وأهل الصلاح وأهل العلم، ارتدعوا وتركوا هذه الأشياء المحرمة،

Jika dia tidak memberikan respon positif terhadap nasihat yang diberikan maka toko tersebut perlu diboikot dengan tidak beli barang di toko tersebut. Jika banyak orang atau masyarakat memboikot toko tersebut, demikian pula orang-orang yang shalih dan tokoh agama memboikot toko semacam itu maka pemilik toko diharapkan jera dan tidak lagi menjual barang-barang yang haram.

لكن إذا تساهل الناس وصاروا يشترون ولا يبالون جرأهم ذلك على الازدياد منها،

Namun jika masyarakat meremehkan hal semacam ini sehingga mereka tetap berbelanja di toko tersebut dan tidak peduli dengan adanya barang haram yang dijual di toko tersebut maka pemilik toko akan semakin berani menjual barang-barang terlarang.

فينبغي أن يناصحوا، فإن لم ينتصحوا ولم يقبلوا النصيحة يهجرون ولا يُشترَى منهم،

Jadi idealnya, pemilik toko dinasihati terlebih dahulu. Jika dia tidak menerima nasihat barulah tokonya diboikot dengan tidak beli di toko tersebut.

هذا هو الذي ينبغي، يكون هذا فيه ردع لهم حتى يتوبوا من بيع المحرمات.

Inilah tindakan ideal yang seharusnya dilakukan. Jika masyarakat mau melakukannya maka pemilik toko tersebut akan jera sehingga bertaubat, tidak lagi menjual barang-barang yang haram

Sumber:

http://shrajhi.com/?Cat=1&Fatawa=616

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar